Ungkapkan Rasa

March 28, 2018

Mungkin bagi para jomblo amatiran yang baru mengenal jatuh cinta ataupun yang asyik memendam rasa, mengungkapkan perasaan kepada gebetan inceran merupakan hal yang sangat susah dilakukan. Gue akui hal itu emang susah, pernah gue mencoba mengungkapkan rasa yang gue pendam selama 7 tahun pada saat itu kepada seorang gadis impian gue... selama 30 menit lidah gue terasa keseleo susah banget untuk ngomong...sampai akhirnya cewe itu ninggalin gue buat pulang karena terlalu akward berdua mematung di halaman sekolah.

Kali ini gue bukan menceritakan kisah gue mengenai mengungkapkan perasaan ke seorang gadis. Disini gue bakalan ngomongin temen gue, icang. Seorang mahasiswa akhir yang menyesal tak pernah ungkapkan perasaannya pada saat gebetannya masih mudah ditemui di satu SMA, dan sekarang dia dihantui dengan perasaan menyesal hingga rela datang ke kota rantauan gebetannya, Purwokerto!

Icang Pengabdi Perasaan Terpendam
Oke sebelum gue menceritakan perjalanan kami mencari kejelasan soal perasaan yang terpendam, gue mau kasih biodata temen gue, siapa tau ada yang tertarik sama dia...

Nama : Rizal Fahrosi
Tahun Kelahiran : 1996
Pekerjaan : Mahasiswa akhir PENS
Hobi : Nonton Kerapan Sapi

Gimana? ada yang tertarik? siapa tau ada yang pengen bantu dia beralih status dari jomblo menjadi playboy. Oke langsung saja yah gue mau menceritakan perjalanan kami melepaskan perasaan terpendam.

KEBERANGKATAN

Entah apa yang membuat icang merasa nyaman mengajak gue buat menemani dia mengungkapkan perasaan ke gebetannya waktu SMA, padahal jam terbang gue soal mengungkapkan perasaan ke cewe masih rendah, ya mungkin gara-gara dari keseluruhan anggota pengabdi kosan GK71 yang sudah punya cewe, gue seorang :/, atau gara-gara gue yang dia percayakan buat bisa ambil foto-foto romantis mereka nantinya -___- entah apapun alasannya dia ngajak gue ya mau tidak mau gue harus profesional membantu dia.

Asal kalian tau,  awal keberangkatan kami dari Surabaya - Purwokerto sudah direncanakan H-1 bulan, dan kami sepakat akan membuat kejutan dengan datang di hari H gebetan dia diwisuda di Unversitas Soedirman, dan mungkin gara-gara Unsoed inilah gue mau-mau aja karena Unsoed sempat menjadi calon kampus gue. Balik ke cerita soal keberangkatan, sebenarnya banyak hambatan yang dihadapi oleh kami sebelum hari H keberangkatan. Salah satunya adalah jadwal seminar proposal gue yang harusnya H-1 Minggu dari jadwal keberangkatan diundur-undur hingga akhirnya menggagalkan rencana kami yang sudah dirancang H-1 bulan untuk memberikan kejutan hadir di acara wisuda gebetannya. Sorry bro ini soal nasib skripsi gue, gue gak mau telat lulus hehe!

Kekecewaan gue rasakan dari tatapan kosong yang terpancar dari mata si Icang, dia mulai merasa pesimis untuk bisa mengucapkan perasaan terpendamnya, padahal dia sudah membelikan kado wisuda untuk gebetannya tapi gagal dikarenakan gue. Tak ingin melihat Icang putus asa hingga galau terlarut-larut dan Skripsi dia acuhkan, gue memberikan beberapa kalimat penyemangat yang sukses mengembalikan semangatnya. Bunyi kalimatnya kalau gak salah begini.

"Kamu tau kenapa jomblo diluar sana banyak?
Salah satu alasannya karena mereka terlalu sibuk memikirkan momen yang tepat untuk mengungkapkan perasaan, sampai momen itu datang mereka sudah telat mengungkapkannya"

Ya mungkin seperti itulah kalimat yang gue ucapkan ke Icang, gak perlu momen yang indah untuk mengungkapkan perasaan, yang terpenting bagaimana kamu terlihat yakin disaat kamu mengungkapkan perasaan kepada dia. Icangpun merasa semangat kembali dan kami menjadwalkan ulang keberangkatan kami seminggu kemudian dari jadwal semula. Tapi nasib buruk tidak berhenti disaat itu juga, yap kami kehabisan tiket! Hal itu membuat Icang kembali merana... Oh Tuhan apakah ini tanda-tanda dariMu bahwa kami tidak berjodoh? ucap Icang.

Disini gue gak memberikan satu kalimat penyemangat lagi ke dia, karena dalam lubuk hati gue, gue mikirnya begitu juga "udahlah cang, emang bukan jodoh kayaknya" apalagi hari keberangkatan sudah mendekati akhir bulan dimana kantong dan dompet kami sudah menipis hehe. Tapi karena gue berusaha menjadi seseorang lelaki yang menepati janji, mau gak mau kita menekadkan diri berangkat di minggu berikutnya dengan memesan tiket sedini mungkin. Habis uang? bisalah kita mengandalkan ilmu travelling dompet tipis yang kami baca sebelumnya sebagai rencana terburuk jika kami menjadi gelandangan disana.

Akhirnya kami berangkat juga dengan menaiki kereta logawa kelas ekonomi tujuan Purwokerto, meskipun kami datang di menit-menit terakhir kereta berangkat yang sukses membuat gue berpikiran kalau Icang kali ini telat naik kereta, FIX dia tidak berjodoh, jangan dipaksakan. Tapi akhirnya kami berhasil juga naik kereta meski di menit-menit terakhir itu artinya Tuhan masih memberikan jalan. FYI Gue tidak menceritakan perjalanan kami disaat di dalam kereta yah... soalnya gak ada cerita menarik seperti gue dapat teman perjalanan cewek cantik yang duduk di sebelah gue, adanya gue duduk dengan om-om perut buncit kalau gak emak-emak dan anaknya.

KEDATANGAN di PURWOKERTO

Beberapa jam sebelum kami sampai di stasiun Purwokerto, kami mulai dihadapi permasalahan baru. Si Icang kampret ini belum juga memesan kosan buat kami tinggal disana, dia malah baru menghubungi pihak pemilik kos di beberapa jam kami tiba di Purwokerto. Perjalanan Surabaya-Purwokerto kurang lebih memakan waktu selama 10 jam, hal ini membuat kami sampai disana sekitar jam setengah 9 malam. Sebenernya sebelum kami sampai di stasiun Purwokerto, kami sudah memesan salah satu kosan tapi sayang, pemilik kosan sudah pulang dan baru bisa kita masuk keesokan paginya. Hal itu sempat membuat gue berencana kami bermalam di stasiun saja. Tapi karena Icang khawatir dia diculik disaat tidur di stasiun, dia akhirnya menghubungi gebetannya untuk mencari kosan, hal itu terpaksa menggagalkan rencana kami memberikan kejutan bahwa kami datang tiba-tiba di kosan gebetannya.

Meskipun gebetannya merasa terkejut disaat kami mengabari bahwa kami lagi ada di perjalanan ke Purwokerto dan akan sampai beberapa menit lagi tapi gue merasa kejutan ini tidak sesuai dengan rencana kita, karena gue rasa bukannya dia terkejut tapi lebih ke arah merepotkan dia malam-malam ngebantu kami mencari tempat bermalam selain di Stasiun. Tapi hal selanjutnya yang terjadi malah membuat kami terkejut, tanpa membutuhkan waktu yang lama, gebetannya si Icang ini sudah memesankan kamar di Kosan dia !! WHAAT kami ngekos di KOSAN CAMPUR? Mungkin salah satu impian si Icang terkabul !!! wkwkwkw yap bisa ngekos di kosan campur !!

Untungnya di Purwokerto sudah ada layanan ojek atau taksi online, jadi kami tidak terlalu susah untuk menuju kosan gebetan Icang. Setelah kami sampai, gue berkenalan dengan gebetannya dimana menurut gue anaknya asyik, terbuka dan sangat welcome ke orang baru. Di saat dia mengantarkan kami ke kamar kami, gue sadar bahwa ini bukan kosan campur, tapi emang kosan cewe namun terdapat kamar khusus untuk tamu, itu membuat si Icang tambah senang, kapan lagi ngekos di kosan cewe.

Setelah kami beristirahat sejenak dan sholat, kami diajak untuk mencari makan...ya emang pada saat itu kami emang kelaparan, jadi sekitar jam 10 malam gue dan Icang berkenalan dengan temannya si gebetannya Icang yang kebetulan juga ikut kami mencari makan, sebut saja dia dr. Karin. Dari sini gue berkenalan dengan 2 orang baru dan semuanya sangat welcome dengan gue. Sampailah kami di tempat tongkrongan anak purwokerto, Ora Umum. Ya meskipun pesanan chicken katsu gue gak seenak di shinobi atau lumer, namanya lapar....gue gak memperdulikan rasa. Disaat kami berempat makan itu kami berencana keesokan harinya kami bisa jalan-jalan di kota Purwokerto, namun lagi-lagi nasib tidak mendukung kepada Icang, gebetan dia ternyata besok ada jadwal evaluasi..maklum dia adalah seorang dokter muda yang sedang menjalankan koas.

Sedih mungkin dirasakan oleh si Icang, karena dia tidak bisa menghabiskan waktu dengan gebetannya lebih lama, tapi karena sudah terlanjur ada di Purwokerto mau tidak mau kami keesokan harinya mengeksplor Purwokerto berdua dengan meminjam motor gebetannya.

Gue berkata ke Icang, sudahlah cang.... pagi hingga sore ini kita eksplor berdua aja, yang terpenting malam minggu nanti ada kesempatan kamu mengungkapkan perasaan ke dia! ya kebetulan dia, malam minggu lagi kosong dan kami juga sudah berencana untuk jalan di malam minggunya.

MALAM MINGGU, MALAM KEPASTIAN

Langsung gue loncat cerita ke malam minggunya yah, karena kebetulan gue males nyeritain 2 cowok jalan-jalan ke tempat wisata yang sepertinya emang buat wisata keluarga dan foto-foto narsis. Gue gak mau terlihat maho aja kalo nyeritain cerita tersebut wkwkwkw.

Malam minggu di alun-alun Purwokerto,  apakah menjadikan malam terakhir bagi si Icang memendam perasaan yang di simpan sejak SMA ? Oke sebelum gue cerita dimana momen-momen krusial si Icang, gue mau cerita bahwa gue baru sadar ternyata Purwokerto merupakan kota yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat dan gue baru sadar bahwa bahasa jawa disini sedikit berbeda dengan bahasa jawa di Surabaya, ya gue teringat dengan pemeran antagonis di sinetron Tuyul dan Mbak Yul, bahasa jawanya merupakan bahasa jawa ngapak....lucu aja mendengar logat disini, mengingatkan gue dengan film Tuyul dan Mbak Yul waktu gue kecil.

Sebelum kami menuju ke alun-alun Purwokerto, gue meminta ke gebetan Icang buat cari oleh-oleh khas Purwokerto yakni tempe mendowan, dan makan makanan khas disini. Disaat kami makan makanan khas Purwokerto di warung Soto dan Bakso, yang gue rasa Soto khas disini seperti rasa Soto Rujak yang ada di Madura atau seperti rasa Soto Sumenep, gue akhirnya ketemu juga cewek cantik Purwokerto hehe.... 

Senyum-senyum bae, makan woy makan....
Setelah cukup memandangi cewek Purwokerto yang sangat berbeda dengan cewek madura dan sekitarnya dan perut merasa sudah kenyang, kami cabut ke tujuan berikutnya yakni ke pusat oleh-oleh buat beli Tempe Mendowan, kebetulan gue penggemar tempe hehe. Setelah puas melihat proses menggoreng tempe mendowan yang sebenernya sama saja dengan proses menggoreng tempe pada umumnya, kami menuju ke alun-alun Purwokerto. Ternyata asyik juga alun-alun disana, dimana orang-orang berkerumun bersama keluarga dan melihat pemandangan Mall satu-satunya di Kota Purwokerto yang terlihat gagah dan bercahaya. Kapan ya Sampang bisa gitu :/ ?

Nah setibanya di alun-alun, kami bertiga menikmati tempe mendowan yang menurut gue yang pertama kali makan, rasanya sama aja hehe dengan gorengan tempe pada umumnya. Setelah puas makan tempe, gue mencoba menyingkir atau meninggalkan Icang berduaan dengan doi. Gue sudah memberikan space untuk Icang untuk mengungkapkan perasaannya. Selagi gue muter-muter di alun-alun melihat cewe-cewe khas Purwokerto gue menyempatkan diri untuk mengambil momen mereka berdua.
Main HAPE

Selama gue meninggalkan mereka berdua, gue merhatiin mereka sibuk dengan hape mereka sendiri-sendiri. Waduh ini Icang butuh bantuan gue kagak ya? Apa jangan-jangan terkena penyakit lidah kesleo juga yah? Apa jangan-jangan Icang ditolak yah? pikir gue dari kejauhan. Sampai akhirnya beberapa jam kemudian gue balik ke mereka berdua dan si gebetan dia meminta balik ke kosan, kebetulan udah hampir tengah malam juga.

Gue bertanya ke icang, gimana bro? sudah ungkapkan rasa?
Icang jawab, gtau bro...dia dari tadi main hape mulu......

Sontak gue ngejawab, GOBLOKK! Terus lu ngarepin apa? ngarep dia bilang...eh Cang kamu gak mau ngatakan perasaan ke aku? ah Goblok...jauh-jauh kesini lu masih aja asyik nyimpan perasaan lu sendiri!!

Icangpun merasa kacau pikirannya, sampai-sampai di perjalanan pulang dia ngawur ingin ngajak gebetannya berhenti dulu minum wedang jahe di tempat kita makan pertama di Purwokerto, gue bilang aja... mending jangan bro, udah tengah malam, dia juga udah capek sepertinya entah capek gara-gara seharian ada di rumah sakit, atau capek nungguin lu ngungkapkan perasaan lu ke dia. Mending besok waktu kita pulang, lu kasih kado lu ke dia sekalian ungkapkan perasaan lu!

HARI KEPULANGAN

Minggu dini hari, waktu tiket kepulangan kami sekitar jam setengah 6 pagi, mau tidak mau kami sudah mempersiapkan diri dari dini hari dan berharap rencana Icang mengatakan perasaannya terealisasi. Entah emang bukan nasib si Icang atau bagaimana, hujan turun di pagi itu sehingga rencana gebetan dia mengantarkan kami ke stasiun gagal dan mau tidak mau harus diucapkan di kosan pada saat itu juga!

Entah apa yang ada dipikiran si Icang, di menit-menit terakhir kami meninggalkan kosan, kado yang sudah disiapkan dari beberapa waktu yang lalu yang rencananya akan diberikan langsung ke gebetannya, malah dia tinggalkan di depan kursi kamar gebetannya. Tanpa ada sepatah kata ungkapan rasa pada pagi hari itu.

"Ditemani rintik hujan di pagi hari, aku rasa ada hati yang sedang turun hujan lebih lebat daripada hujan di luar pada saat itu. Merasa tak berdaya tuk ungkapkan rasa. Terlalu menikmati memendam rasa hingga lupa bagaimana tuk mengungkapkannya"

You Might Also Like

2 komentar

  1. Icang goblok. Siapa sih dia? Sini tak ajarin cara mengungkapkan rasa

    ReplyDelete