Terima Kasih GK 71

January 30, 2019

Hari ini, Minggu 27 Januari 2019... minggu terakhir gue mendiami kosan yang 4.5 tahun telah menaungiku dari terik matahari Surabaya, meskipun sebenarnya kamar kosan gue tetep berasa seperti sauna. Terimakasih juga telah melindungiku dari derasnya air hujan yang akhir-akhir ini membasahi bumi Gebang dan sekitarnya, dan menjadikan tempat ternyaman setelah rumah sebagai tempat untuk menutup mata sementara.

Meskipun seharusnya gue harus keluar kosan di akhir tahun 2018, gue memutuskan untuk menambah masa sewa 1 bulan kedepan hingga ahkir Januari 2019, dengan alasan gue mau membereskan barang-barang yang musti gue masukan ke kotak pindahan. Entah tanpa dipaksakan dan disadari, setiap perpisahan atau perpindahan ini, otak kita akan melakukan lintas masa lalu mengingat-ingat momen pertama kali gue pindahan ke kosan ini. Masa buruk akan homesick yang mengajarkan pada gue selalu ada rasa tidak nyaman dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, dan masa-masa dimana gue akhirnya menemukan rasa kenyamanan di kosan ini. Thx WIFI.

Packing Barang Layak Bawa Pulang
Sebenarnya di awal-awal tahun gue pindah ke kosan GK71 ini, gue ingin sekali pindah mencari kosan yang lebih baik, hal ini dikarenakan gue tidak betah dengan suasana kosan pada saat itu, gue tau gue introvert susah bersosialisasi dan lebih senang dengan kesendirian, tapi ternyata pada saat itu penghuni kosan tertutup semua yang membuat suasana sepi ternyata memekakkan telinga. Jadi tau sendiri tak ada TV, tak ada Kulkas dan tak ada wifi serta teman yang bisa menghibur gue pada saat itu betapa homesicknya diri gue.

Kenapa gue bisa tetap ada di kosan GK71 ini? satu alasannya.... meskipun sakit akan homesick, gue terlalu malas untuk pindah dan mengangkut barang-barang ke tempat baru. Gue yakin pada suatu saat suasana kosan akan berubah menjadi menyenangkan. Ya seperti hubungan gue bertahun-tahun berharap-harap atas cintanya, meskipun sakit mengetahui dia bersama orang lain, gue tetap bisa bertahan hingga sekarang yang akhirnya gue bisa mendapatkan hatinya.

Kamar Kosan Tercinta
2 tahun gue lewati dengan penuh cobaan atas homesicknya gue pada saat itu, akhirnya gue takadkan untuk merubah suasana, kebetulan penghuni kosan pada saat itu banyak yang baru. Ini kesempatan gue untuk merubah suasana. Gue meminta izin ke Ibu Kos untuk memasang WIFI internet untuk setidaknya kalau gue gak punya temen di kosan setidaknya gue bisa main OME TV mencari teman ngobrol hehehehe.......

Ok Ibu Kos setuju asal tagihan gue yang bayar,, ASYIAP. Gue pun mikir bisa tekor gue kalau tagihan gue yang bayar, alhasil gue tawarkan ke teman-teman kosan baru ini apa mau untuk patungan tagihan WIFI sekalian gue berkenalan sama mereka. Oke dari sini gue mengenal para penghuni kosan GK71.

Dari keseluruhan penghuni, selama ini ada penghuni yang berasal dari suku yang sama dengan gue, anak Madura.. sebenernya gue tau mereka anak madura dari plat M di motor mereka, tapi karena balik ke sifat introvert gue, gue males kenalan toh kamar mereka juga ada di dalam sedangkan kamar gue di belakang. Berikut ini list-list penghuni GK71

  • Rizal Fahrosi a.k.a Icang : asli madura, banyak teman cewe tapi ngenes gak punya pacar. kalau kalian mengikuti blog gue, kalian bakal tau siapa dia. Yap teman goblok gue yang rela-rela melewati ratusan kilometer untuk nyatakan cinta namun sampai disana dia pulang tanpa mengucapkan sepatah kata cinta. nih baca disini kisahnya
  • Izzul Fikri/Fiki : anak madura kedua, menurut gue dia anak madura terbersih yang gue tau jika dibandingkan dengan Icang dan gue sendiri yang penuh daki. Anaknya terlalu rajin, ML player dan entah dia dan Icang ada hubungan apa, teman sejak lama dan kosan berdua di kamar dalam atas yang dimana kamar kosan mereka aman dari lingkungan luar. 
  • Sulton : anak madura ketiga. Yang gue tau dari dia anaknya pendiam dan alim beda dengan Icang dan gue yang penuh kesesatan. 
  • Ilham : sebenernya anak ini salah satu penghuni lama tapi anaknya sangat tertutup dan rajin sekali. Tapi ada cerita konspirasi yang pernah gue isukan kepada keseluruh penghuni kosan ini yang kebetulan pada saat itu ada bom di Surabaya. hahaha tapi gue gak mau membahasnya. Takut Fitnah wkwkwkwk.
  • Mas Angga : Nah kalau yang satu ini gak usah panjang lebar gue ceritakan, sudah ada pembahasan sosok ini di postingan gue. kalau belum baca, klik disini
  • Fatqur/Ilham : jadi anak ini merupakan penghuni paling baru, dia calon adik ipar si mas Angga, entah kenapa dia mau ngikut si calon kakak iparnya. Padahal gak enak loh.... ada yang mengawasi. Inti kosan itu ada adalah kita bebas pengawasan keluarga hahahahaha.
  • Afif : anak Jakarta satu-satunya. Ya di kosan kita kebanyakan anak jawa timuran, jadi dia agak menyendiri di kosan. Tapi anaknya okay-okay saja, easy going.
  • Dyaksa : anak jawa tersopan yang gue tau, entah karena gue angkatan atas dari dia atau emang anaknya sopan. dari Dyaksa sendiri gue tau beberapa kosakata bahasa jawa baru, salah satunya "DALEM" gue pusing apanya yang dalem, gak ada lobang ini, dan ternyata artinya "Maaf/Permisi"
  • Ridho : teman dekat Dyaksa, seperti Icang dan Izul yang selalu setia bersama. Ridho dan Dyaksa adalah versi berbeda dari mereka. Ridho sekarang ini dipercaya akan tanggung jawab yang besar sejak ditinggal gue, yakni dia penanggung jawab atas tagihan wifi kosan. Selamat menikmati.
  • Maulana : Anak madura keempat yang baru masuk di tahun akhir gue di kosan ini, dia teman si Izul. Anaknya kadang ada kadang tidak ada. Kamar kosannya deket dengan kamar mandi, jadi dia gampang mengakses kamar mandi beda dengan gue yang musti naik dan turun tangga.
  • Mas Septian : Gue nyesel baru kenal mas Septian akhir-akhir ini, coba gue tau mas Septian kerja di BAAK ITS dan mengurus beasiswa para mahasiswa. Gue bisa minta bantuan dia buat mendapatkan beasiswa, lumayan buat jajan kan uangnya. Jangan dibawa serius loh... takut dinyinyirin warga net.
  • Arif : anak probolinggo, gue tau sebenernya dia bisa berbahasa madura, tapi gue gak pernah bicara bahasa madura dengan dia.
  • Mas Drajat : mas yang satu ini sebenernya asli Surabaya, namun lokasi rumahnya yang berbeda kawasan dengan kampus ITS dia terpaksa nge kos di GK71, biar lebih fokus dengan skripsinya. Semoga wisuda tahun ini mas, dan semoga ambiyennya sembuh ya mas. 
Ya itu teman-teman penghungi GK71 yang membuat gue merasakan nyaman di kosan. Sekarang gue mau bahas tentang Ibu Kos dan Bapak Kos.
  • Ibu Kos GK71 sudah sepuh atau tua, jadi kalau kamu-kamu yang pengen punya ibu kos yang cantik dan seksi, jangan pernah nge kos di GK71 gan. Ibu kos ini baik banget, gak pernah minta uang bulanan kosan, toh bayarnya tahunan hahahahaa. Tapi emang baik kok, kalau telat bayar gak pernah cerewet dan mau mengerti kondisi penghuni kosan. Sering memberikan makanan ke penghuni kosan meskipun makanan yang diberikan ibu kos tidak memuaskan selera lidah gue, alias hambar. Tapi terima kasih banyak bu kos.
  • Bapak Kos GK71 memiliki hobi merawat burung dan bikin kandang burung. Kerjaannya sih sering bersih-bersih kosan, orangnya pendiam. Namun saat ini pak Kos sedang berjuang melawan penyakitnya. Saya mohon doa atas kesembuhan pak Kos gue ya....

    Satu hal yang mungkin menjadikan momen bersama pak kos yang gak bisa gue lupakan. Disaat gue pamitan ke ibu dan bapak kos, gue menatap kedua mata pak Kos berkunang-kunang air mata, entah tidak kuat menahan sakitnya atau sedih melihat gue akan pindah. Namun, rasa prihatin gue tiba-tiba hilang ketika ucapan terkahir beliau ke gue, "Dek Syahrul nanti kalau disana tidur di Masjid aja". Gue gak tau mau ketawa tapi kasihan.... mau gimana ya gimana.... dan gobloknya gue, gue iyain aja.....
Selamat Tinggak Kosan Gebang Kidul 71

Yah begitulah cerita gue tentang kosan ini, gue harap kosan gue ini nantinya diisi dengan orang-orang yang bisa menjaga kosan ini, kalau bisa sih kamar mandinya direnovasi biar tambah okay.

You Might Also Like

3 komentar